Senin, November 17, 2008

Hasil BPL 08/09 (16/11/2008): Manchester United Libas Stoke City 5-0


Sir Alex Ferguson merayakan 50 tahun karir di sepakbola dengan kemenangan besar atas tim asuhan Tony Pullis, Stoke City.

Setengah abad silam, manajer Manhcester United itu memulai debutnya sebagai pemain Queen's Park Rangers dan mengecap kekalahan 2-1 dari Stanraer. Hasil ini tentu tak ingin diulanginya setelah 50 tahun berjalan.

Lawannya, Stoke City, punya rekor bagus saat menghadapi dua klub Big Four, Liverpool dan Arsenal. Namun, United hanya butuh 10 menit untuk mencetak gol pembuka melalui tendangan bebas Cristiano Ronaldo . Gol tersebut menjadi gol ke-100 Ronaldo bersama United.

Keunggulan ini memberi angin untuk tim tuan rumah. Sebelum paruh pertama pertandingan selesai, United menggandakan keunggulan melalui Michael Carrick. Ronaldo kembali berperan besar dengan menyisir pertahanan Stoke sebelum melepas umpan mematikan kepada Carrick.

Setelah jeda, Dimitar Berbatov menambah keunggulan melalui tendangan keras dari dalam kotak penalti.

Keunggulan ini membuat Ferguson berani memainkan para pemain muda, seperti Darron Gibson dan Danny Wellbeck, untuk memulai debut mereka di Liga Primer Inggris.

Wellbeck, yang tampil mengesankan pada partai Piala Liga pertengahan pekan lalu, berpeluang mencetak gol setelah menyambut umpan silang Ronaldo. Sayang, sundulannya meleset.

Tapi, pemain berusia 17 tahun itu akhirnya mampu menjebol gawang lawan melalui tendangan keras jarak jauh, usai membangun kerja sama dengan pemain pengganti lainnya, Manucho.

Seakan empat gol saja belum cukup, United menutup pertandingan melalui gol pamungkas Ronaldo. Lagi-lagi gol dicetak lewat tendangan bebas akurat yang tak dapat ditahan kiper Thomas Sorensen.

Minggu, November 09, 2008

Kung Fu Panda


Penuh antusias, gemuk dan ceroboh, Po (Jack Balck)adalah penggemar berat bela diri Kung Fu...meskipun ia bukanlah mahkluk yang cekatan. Mimpi Po menjadi kenyataan saat ia bergabung di dunia Kung Fu dan berlatih diantara idolanya, Si Monyet (Jackie Chan) – dibawah kepemimpinan guru mereka, Master Shifu (Dustin Hoffman). Namun si macan tutul Tai Lung (Ian McShane) yang pendendam dan licik memiliki niat jahat terhadap mereka – dan semua tergantung pada Po untuk melindungi semua dari ancaman yang akan mereka hadapi

Dapatkah Po mewujudkan mimpinya menjadi seorang ahli Kung Fu? Po memberikan seluruh hatinya – dan pengait celananya - , bertindak layaknya pahlawan untuk menemukan kelemahan utamanya dan menjadi yang terkuat

Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro


Cristiano Ronaldo termasuk pemain revolusioner yang memberi warna baru di sepak bola. Lihat saja olah bolanya. Meski posisi naturalnya gelandang sayap, bintang Manchester United ini mudah mencetak gol layaknya striker.

MU menggaetnya dari Sporting Lisbon pada awal musim 2003-04 dengan tebusan 12,24 juta pounds (sekitar Rp221,291 miliar). Pemincunya MU baru saja beruji coba dengan Sporting. Di pesawat sekembali dari Portugal, sejumlah pemain MU yang terpesona kepadanya mendesak manajer Sir Alex Ferguson untuk merekrut Ronaldo.

Keputusan Ferguson meluluskan permintaan para pemainnya tidak sia-sia. Di MU, Ronaldo berkembang menjadi pemain yang istimewa. Pada musim pertama dia sudah mengundang decak kagum. Salah satunya karena mencetak satu dari tiga gol MU di final Piala FA melawan Milwall.

Musim 2004-05, Ronaldo makin berkembang. Permainannya lebih efektif. Ronaldo tidak lagi gemar pamer olah bola yang atraktif belaka. Ini mengantarnya mendapatkan penghargaan FIFPro Special Young Player of the Year 2005.

Koleksi gelarnya bertambah lagi di musim 2005-06. Ronaldo mengantar MU meraih gelar juara Piala Liga Inggris, setelah mengalahkan Wigan Athletic 4-0. Lagi-lagi Ronaldo menyumbang satu gol di partai final.

Menjelang musim 2006-07, Piala Dunia 2006 bergulir. Di ajang tersebut, Ronaldo menjadi sorotan karena dianggap memperovokasi wasit untuk mengeluarkan rekan setimnya, Wayne Rooney dalam partai Inggris versus Portugal. Kejadian ini sempat membuat Ronaldo dicemooh fans dan dikabarkan akan pindah dari MU.

Kenyataan yang terjadi bertolak belakang. Ronaldo bertahan di MU, meski mendapat tekanan besar. Hebatnya dia membuktikan dirinya bintang sejati. Begitu tertekan, penampilannya melonjak drastis. Ronaldo berkembang menjadi pemain produktif. Faktanya, 17 gol dicetaknya di musim 2006-07. Gol-gol itu berperan besar mengantar MU menjuarai Premier League.

Namun Ronaldo tidak mau berhenti. Di musim 2007-08, dia kembali memperlihatkan dirinya mampu tampil lebih baik. Terbukti jumlah golnya di Premier League di musim lalu sudah terlampaui. Jika terus seperti ini, tidak aneh jika suatu saat Ronaldo akan menjadi pemain terbaik di dunia.

Sabtu, November 08, 2008

Stadion Andi Mattalatta, Kandang Tim 'Juku Eja' PSM Makassar



stadion andi mattalatta adalah sebuah stadion di makassar, sulawesi selatan, indonesia. stadion ini lebih sering dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan merupakan kandang dari tim kebangaan rakyat makassar psm makassar. stadion ini memiliki kapasitas untuk 30.000 orang. stadion ini merupakan pusat penyelenggaraan pekan olahraga nasional yang ke-4 pada tahun 1957. stadion ini dulunya adalah perkebunan milik pemerintah hindia belanda yang setelah kemerdekaan republik indonesia, atas prakarsa andi mattalatta yang merupakan mantan panglima kodam xiv/hasanuddin, diubah menjadi sebuah stadion olahraga. dahulu, stadion ini bernama stadion mattoangin. nama mattoangin berasal dari bahasa makassar, yaitu mattoa yang berarti melirik atau menengok dan kata anging (angin). nama tersebut diberikan karena tempat di sekitar stadion adalah daerah pantai tempat berlabuhnya perahu pinisi yang para awaknya biasanya menengok angin sebagai tanda bahwa cuaca saat itu dalam keadaan baik dan siap untuk berlayar.

Kamis, November 06, 2008

Hasil UCL 08/09 (6/11/2008): Del Piero Permalukan Real Madrid Di Santiago Bernabeu















Harapan Madrid untuk membalas kekalahan di pertemuan pertama dua minggu lalu di Turin gagal tercapai. Dihadapan sekitar 80 ribu suporter. Los Merengues justru kembali menelan kekalahan dua gol tanpa balas.

Lemahnya pertahanan Madrid membuat Juventus mampu unggul cepat saat bertandingan baru berjalan 17 menit. Tembakan mendatar Del Piero dari luar kotak penalti tidak mampu dibendung Iker Casillas.

Dalam keadaan tertinggal 0-1, Madrid mulai gencar membangun serangan. Sebuah umpan lambung Wesley Sneijder dari sayap kanan masih gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Sergio Ramos. Sontekan Ramos pada menit ke-23 itu melambung diatas mistar gawang Alexander Manninger.

Usaha Madrid untuk mencetak gol kembali menemui kebuntuan pada babak kedua. Kurangnya suplai bola dari lini tengah membuat duet penyerang Raul Gonzales dan Ruud van Nistelrooy tidak memiliki banyak peluang mencetak gol.

Juventus justru berbalik memperbesar keunggulan. Tendangan bebas Del Piero yang menembus pagar betis Madrid berhasil meluncur masuk ke gawang Casillas pada menit 67. Keunggulan 2-0 mampu dipertahankan La Vecchia Signora hingga akhir pertandingan. Kemenangan ini membuat Juventus memastikan satu tempat di putaran kedua.

Hasil UCL 08/09 (6/11/2008): Giggs, Selamatkan United Dari Kekalahan















Berkat keunggulan enam poin atas tuan rumah Glasgow Celtic di klasemen Grup E, Manchester United merasa aman untuk memercayakan Ben Foster di bawah mistar dan pemain belia Brasil Rafael Silva di posisi bek kanan sejak menit awal.

Celtic sendiri menampilkan materi yang nyaris seluruhnya berasal dari Skotlandia. Duet Scott McDonald-Cillian Sheridan dijadikan pelatih Gordon Strachan sebagai andalan di lini depan. Partai ini menjadi debut Sheridan, 19 tahun, di kancah Liga Champions.

Keputusan sang pelatih membuat publik Hampden Park bersorak gembira ketika McDonald sukses menembus gawang Foster pada menit ke-13. Sebuah tendangan bebas Celtic tidak disapubersih barisan pertahanan United. Bola disundul Gary Caldwell langsung ke jantung pertahanan dan diterima McDonald, yang kemudian sukses menaklukkan Foster.

United bangkit membalasnya melalui penguasaan bola dan serangan bertubi-tubi memanfaatkan kelincahan dua pemain sayapnya, Cristiano Ronaldo dan Nani. Red Devils betul-betul menguasai pertandingan babak pertama dengan melepaskan 10 tendangan ke gawang Artur Boruc. Meski demikian, dua kali Sheridan sempat memaksa Foster mengeluarkan kepiawaiannya di bawah mistar.

Enggan kehilangan muka, topskor bersama sementara Liga Champions Dimitar Berbatov dimasukkan Ferguson menggantikan Nani pada babak kedua.

Tambahan tenaga itu sangat berarti bagi United. Berbatov nyaris mencetak gol kalau saja tidak ada Shaun Maloney yang menyelamatkan bola dari garis gawang Celtic. Tekanan United kian menggila saat Wayne Rooney dimasukkan untuk mengganti Tevez. Pemain yang baru masuk itu membuat Boruc berjibaku menyelamatkan gawangnya dari kebobolan.

Upaya terus menerus United menekan pertahanan Celtic membuahkan hasil enam menit sebelum bubaran. Pemain veteran Ryan Giggs sukses mencetak gol balasan. Tendangan keras Ronaldo dari jarak jauh dimentahkan Boruc, tapi bola mental itu tak ayal disambar Giggs.

United nyaris memetik angka penuh, sayangnya tendangan Berbatov pada pengujung pertandingan masih melebar.

Rabu, November 05, 2008

Tahukah Kamu?













Liga Champions Asia (bahasa Inggris: AFC Champions League) adalah suatu kejuaraan sepak bola antarklub internasional antara juara liga dan juara piala liga dari 14 liga top Asia.

Sejarah

Awalnya bernama Kejuaraan Klub Asia (Asian Club Championship), turnamen ini dimulai pada tahun 1967 dengan hanya delapan tim. Turnamen ini kemudian dihentikan sejak tahun 1971 namun diselenggarakan kembali mulai tahun 1986 dengan nama Piala Champions Asia (Asian Champions Cup). Hanya tim-tim juara liga domestik saja yang boleh mengikuti turnamen ini, sedangkan juara piala liga bermain di Piala Winners Asia. Pemenang kedua turnamen tersebut kemudian diadu pada Piala Super Asia.


Sejak musim 2002/03 Piala Champions Asia dan Piala Winners Asia digabung menjadi satu dan namanya pun kembali berganti menjadi Liga Champions Asia.


Tujuh klub telah menjuarai turnamen ini dua kali; Al-Ittihad, Suwon Samsung Bluewings, Pohang Steelers, Al-Hilal, Maccabi Tel-Aviv, Thai Farmers Bank dan Esteghlal.


Kualifikasi & format


Juara domestik dari 15 federasi tertinggi Asia lolos secara otomatis ke turnamen ini, bersama dengan juara piala liga dari 15 negara tersebut (kecuali Thailand dan Vietnam yang juara piala liganya mengikuti Piala AFC mulai tahun 2007 seiring dengan bergabungnya Australia sebagai anggota AFC). Juara bertahan mendapat bye dan langsung melaju ke babak perempat final.


Keseluruhannya ada 28 tim yang berlaga di turnamen ini.


Tim-tim yang berada di babak kualifikasi dibagi berdasarkan wilayah menjadi tujuh grup yang masing-masing berisi empat tim. Tim-tim tersebut bermain dengan format kandang-tandang dan tim teratas dari setiap grup lolos ke babak perempat final, di mana mereka bergabung dengan sang juara bertahan.



Federasi yang ikut


Asia Barat & Tengah


Iran | Irak | Kuwait | Qatar | Suriah | Arab Saudi | UEA | Usbekistan



Asia Timur


Australia | China | Indonesia | Jepang | Korea Selatan | Thailand | Vietnam



Wakil-wakil Indonesia di Liga Champions Asia

1995 - Persib Bandung (berhasil lolos ke perempatfinal Liga Champions Asia)

1998 - Persebaya Surabaya

2001 - PSM Makassar(berhasil lolos ke perempatfinal Liga Champions Asia)

2004 - Persik Kediri & PSM Makassar

2005 - Persebaya Surabaya & PSM Makassar

2006 - Persipura Jayapura & Arema Malang (keduanya dicoret karena terlambat mendaftarkan pemain)

2007 - Persik Kediri & Arema Malang

2008 - tidak ada wakil dari Indonesia karena Liga Indonesia terlambat diselesaikan

Hasil UCL 08/09 (5/11/2008): The Blues Keok Di Olimpico, Roma














Di bawah siraman hujan yang sempat menyebabkan kabar terjadinya penundaan pertandingan, kapten Francesco Totti memenuhi janjinya untuk tampil di depan pendukung sendiri. AS Roma memang sangat mengincar kemenangan sebagai titik balik penampilan buruk mereka awal musim ini.

Dituntut memberikan hasil positif pada pertandingan ini, Roma kewalahan meladeni permainan Chelsea. Sepanjang babak pertama, justru tuan rumah yang kerepotan menghadang serangan Chelsea yang diotaki Deco.

Keasyikan menyerang melenakan lini belakang Blues. Usai kartu kuning untuk Deco yang melanggar Totti, umpan silang Cicinho dari sayap kanan disambar Christian Panucci untuk membuat seisi Olimpico penuh gempita.

Roma kembali mengejutkan Chelsea pada awal babak kedua. Baru tiga menit berjalan, sodoran Matteo Brighi disambar tendangan dari luar kotak penalti oleh Mirko Vucinic. Petr Cech pun tak kuasa menjangkau bola yang mengarah ke tiang kiri gawangnya.

Unggul dua gol membuat Giallorossi kian percaya diri. Lebih ketat di lini belakang, tiga gelandang serang mereka pun mampu menciptakan banyak celah di lini belakang lawan. Buktinya, menit ke-58, Vucinic sukses membukukan gol keduanya dalam pertandingan setelah menggiring bola mengiris sektor kanan pertahanan Chelsea. Striker Montenegro itu dengan dingin menaklukkan Cech.

Gol ketiga itu mengukuhkan determinasi dan kekompakan Roma. Chelsea sempat mencetak gol balasan melalui kaki kapten John Terry pada menit ke-75, menyambar bola liar di depan gawang Alexander Doni. Namun, upaya Chelsea untuk menambah gol kian sulit setelah Deco menerima kartu kuning kedua, 10 menit jelang berakhirnya pertandingan.

Kemenangan telak 3-1 tidak hanya berarti tiga poin bagi Roma, tapi juga kepercayaan diri. Roma kini mendekati Chelsea di puncak klasemen Grup A dengan selisih satu poin.

Selasa, November 04, 2008

Gelora Bung Karno, Saksi Geliat Perjuangan Timnas Merah-putih


Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai lapangan pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olah raga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama Stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.


Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.


Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.


DATA STADION:

Lampu: 1.200 luks

Panjang sentel ban: 800 meter

Panjang lapangan: 110 meter

Lebar lapangan: 60 meter

Open Season

Hidup terasa begitu indah dan mulus bagi Boog, (Martin Lawrence), beruang seberat 900 pound (sekitar 450 kg) yang sehari-harinya melewatkan waktu sebagai binatang hiburan dan tinggal dalam sebuah 'kemewahan binatang', dengan ranjang empuk, setumpuk crackers ikan, alunan lagu tentang beruang dan dan sebuah kamar mandi pribadi, semuanya tersedia komplit di garasi milik Penjaga Taman Kota, Beth (Debra Messing), yang merawat Boog sejak kecil.

Kisah berawal saat Boog dan Beth pergi ke pusat kota Timberline dan mampir isi bensin di sebuah SPBU lokal, di mana mereka bertemu Shaw (Gary Sinise), pemburu paranoid dan ambisius yang sangat yakin bahwa binatang sedang bersekongkol terhadap manusia. Karena itu Shaw merasa menangkap binatang adalah sebuah hal yang wajib dilakukan sebelum kawanan binatang menangkap manusia.

Boog tak menyadari kemewahan yang didapatnya segera berakhir saat dia melepas tali pengikat Elliot (Ashton Kutcher), rusa liar cerewet dan kurus kering, yang terikat tak berdaya di truk milik Shaw.

Elliot mengikuti Boog hingga ke rumahnya dan membujuk Boog untuk meninggalkan semua kemewahan yang bagi Elliot hanya sebuah penjara yang 'mematikan insting alami seekor binatang'.

Dengan penuh nafsu dan bujuk rayu, Elliot menghujani dan menggoda Boog dengan kisah-kisah indah tentang dunia luar, dunia yang sama sekali belum pernah dirasakan Boog.

Sayang rencana dan mimpi indah Boog tentang dunia luar tak seindah yang diceritakan Elliot, saat dia mengambil keputusan meninggalkan kemewahan dan mengikuti nalurinya, Boog harus mengalami peristiwa yang dengan cepat berputar tak terkendali dan di luar kontrolnya.

Saat kali pertama merasakan dunia luar, Elliot mengajak Boog ke kota dan membobol sebuah toko. Mereka mengobrak-abrik isi seluruh isi toko dan mencicipi semua makanan sampai pada akhirnya aksi mereka harus segera berakhir saat sherif yang tengah berpatrol mendengar keributan. Elliot berhasil melarikan diri, meninggalkan Boog yang mabuk terlalu banyak makan gula-gula. Akhirnya, Sherif mengembalikan Boog ke rumah Beth.

Kekacauan belum berakhir, Elliot yang masih berkeliaran di kota harus lari dari kejaran Shaw dan sampai akhirnya tiba di gedung tempat Boog dan Beth menggelar pertunjukan. Kedatangan Elliot membuat pertunjukan berantakan dan memaksa Beth membawa Elliot dan Boog kembali ke hutan.

Kembali ke habitat di mana seharusnya berada, Boog berjuang untuk tetap hidup, megenali isi hutan dan satwa, seperti si bajing McSquizzy (Billy Connolly) yang kerap menjailinya. Tak hanya belajar menghadapi dunia baru, Boog dan Elliot harus menghadapi Shaw yang masih berambisi mengejar mereka. Akankah mereka bisa bertahan dan lepas dari semua bahaya? Akankah Boog kembali pada Beth? Atau haruskah Boog mengakhiri hidupnya di habitat yang sangat asing baginya? Yang pasti, OPEN SEASON is fun for the whole family!

The Lake House

Seorang dokter Kate Forster (Sandra Bullock) yang pernah tinggal di sebuah rumah tepi danau berkirim surat ke penghuni rumah yang baru itu. Yakni seorang arsitek frustasi Alex Wyler (Keanu Reeves).

Yang menjadikan luar biasa dalam korespondensi itu mereka hidup terpisah di dimensi waktu yang berbeda, terpaut 2 tahun. Saat mereka mulai mengenal satu sama lain lebih jauh dan saling jatuh cinta mereka menyadari hal itu.

Dan mereka pun berupaya menguak misteri di balik percintaan itu. Berusaha melawan nasib dengan mengatur pertemuan. Apa yang terjadi mereka justru dapat kehilangan satu sama lain.

Laskar Pelangi


Film LASKAR PELANGI adalah adaptasi dari novel fenomenal karya Andrea Hirata dengan judul yang sama. Novel yang awalnya didedikasikan untuk sang ibunda guru tercinta, kemudian meledak menjadi bestseller, dan kini hadir di layar lebar. Seperti di novelnya, cerita LASKAR PELANGI berlatar belakang kehidupan di Pulau Belitong pada pertengahan tahun 1970-an.
Hari pertama tahun ajaran baru kali ini sangat menegangkan bagi dua orang guru SD Muhammadiyah, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid beserta orang tua mereka. Pasalnya, jika tidak mencapai 10 orang, maka sekolah akan ditutup. Adalah Harun, seorang murid istimewa yang menjadi murid ke-10, menyelamatkan mereka.
Bu Mus pun menjuluki kesepuluh anak dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing itu dengan nama Laskar Pelangi. Selama lima tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan kesepuluh murid, berjuang untuk terus bisa sekolah meski mereka harus menghadapi beragam tantangan serta tekanan untuk menyerah. Dengan bakat dan kecerdasannya, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) muncul sebagai pendorong semangat.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kehilangan sosok yang mereka cintai. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?




Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran, dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.

Senin, November 03, 2008

Hasil Liga-liga Dunia


INGGRIS-Premier League
Minggu (2/11)
Bolton vs Man. City 2-0
Sabtu (1/11)
Everton vs Fulham 1-0; Chelsea vs Sunderland 5-0; Man. United vs Hull 4-3; Middlesbrough vs West Ham 1-1; Portsmouth vs Wigan 1-2; Stoke vs Arsenal 2-1; West Bromwich vs Blackburn 2-2; Tottenham vs Liverpool 2-1

ITALIA-Serie A
Minggu (2/11)
Atalanta vs Lecce 0-0; Cagliari vs Bologna 5-1; Lazio vs Catania 1-0; Palermo vs Chievo 3-0; Sampdoria vs Torino 1-0; Siena vs Fiorentina 1-0; Udinese vs Genoa 2-2; AC Milan vs Napoli 1-0
Sabtu (1/11)
Reggina vs Inter Milan 2-3; Juventus vs AS Roma 2-0

SPANYOL-Primera Division
Minggu (2/11)
Espanyol vs Osasuna 1-0; Recreativo Huelva vs Getafe 1-1; Sporting Gijon vs Numancia 3-1; Valladolid vs Sevilla 3-2; Almeria vs Real Madrid 1-1; Real Betis vs Deportivo La Coruna 0-3
Sabtu (1/11)
Athletic Bilbao vs Villarreal 1-4; Atletico Madrid vs Mallorca 2-0; Malaga vs Barcelona 1-4; Valencia vs Racing Santander 2-4

JERMAN-Bundesliga I
Sabtu (1/11)
Dortmund vs Bochum 1-1; Gladbach vs Frankfurt 1-2
Minggu (2/11)
Muenchen vs Bielefeld 3-1; Cottbus vs Schalke 0-2; Hannover vs Hamburg 3-0; Hoffenheim vs Karlsruhe 4-1; Stuttgart vs Koeln 1-3; Bremen vs Hertha 5-1
Jumat (31/10)
Leverkusen vs Wolfsburg 2-0

PRANCIS-Ligue 1
Minggu (2/11)
Le Havre vs Monaco 2-3; Rennes vs Sochaux 1-0; Lyon vs Le Mans 2-0
Sabtu (1/11)
Auxerre vs Valenciennes 0-0; Lille vs Nantes 2-0; Lorient vs Grenoble 1-1; Nancy vs Bordeaux 1-0; Nice vs Paris S.G. 1-0; Toulouse vs Caen 0-1; Marseille vs Saint-Etienne 3-1

BELANDA-Eredivisie
Minggu (2/11)
Roda vs Feyenoord 0-4; Vitesse vs Den Haag 3-1; Utrecht vs Heracles 2-0; Volendam vs De Graafschap 3-1; Sparta vs NEC 0-2
Sabtu (1/11)
Twente vs Ajax 0-2; NAC vs Groningen 1-0; PSV vs Willem II 2-0; Heerenveen vs AZ 3-3

INDONESIA-Liga Indonesia
Minggu (2/11)
Persija vs Persijap 3-1; Persib vs Arema 2-1
Sabtu (1/11)
Sriwijaya FC vs PSMS 2-0; PSIS vs Pelita Jaya 0-3
Kamis (30/10
Persija vs Persita 4-0; Persib vs Persijap 0-0

Janji Hujan pada Pelangi







By: Aiu







Siang menggelincir ke arah barat

Suasana ramai

Aku duduk seorang diri di bangku taman kosong yang membisu. Tak ada teman bicara. Tak ada yang bisa kulakukan, kecuali berkutat dengan kesepian yang menyiksa, dan menunggu. Ya, menunggu! Ah…, padahal sebetulnya apa yang kutunggu? Hujan? Kedatangannya membawa kebenaran janji? Jika memang benar seperti itu, mungkin aku sudah gila. Hah, yang benar saja. Aku tahu dia sudah tidak mungkin bisa datang. Tidak bisa, ya…tidak mungkin.

Tapi mengapa aku masih bersikeras datang ke tempat ini. Sungguh aku terlalu setia pada kata janji. Prinsipku yang bodoh ini terlalu kuat mempunyai tekad untuk mewujudkan sebuah janji. Tapi untuk apa jika hanya aku saja yang menghampiri tempat ini? Toh, pada akhirnya aku akan mendapati keadaan bahwa janji itu takkan mencapai sesuatu yang nyata.

Keadaan di sekeliling taman ini sungguh kontras dengan keadaan hatiku. Aku seperti bocah SMP yang malu setengah mati karena salah memakai pakaian di pesta kostum ulang tahun temannya. Tapi toh aku tetap tidak beranjak dari sana. Diam. Berkhayal Hujan hadir dan duduk disampingku. Dan selanjutnya bisa kubayangkan di dalam benakku, kami akan bersama – sama mengamati orang – orang di sekitar yang duduk bersantai di rerumputan, lalu kami akan mengomentari seorang nenek – nenek berpakaian terlalu nyentrik yang berdandan menor, atau menertawakan seorang pria yang kelimpungan mengejar wanita yang baru saja menolak lamarannya. Dan......, Oh Tuhanku! Sumpah, sekilas, baru saja aku seperti melihat sekelebat bayangan sosoknya. Hujan. Ya, itu dia, berjalan santai di jalan setapak berkerikil sebelah sana. Memakai jas kuliah dan masih menenteng tas ransel hitam kumal kebangsaannya.

Ah.., tidak, tidak! Mungkin itu hanya orang yang kebetulan mirip, atau pikiranku saja yang berhalusinasi. Ya benar, lihat saja, bayangan itu pun memudar, memudar, lantas hilang. Secepat tarikan napas aku pun tersadar, dia tidak mungkin bisa datang. Tidak bisa, ya…tidak mungkin...

“ Tuhan tidak mungkin memisahkan kita, Iris. Kita ini sudah satu paket.” Kata Hujan suatu ketika aku dan dia masih bersama. Dulu.

“ Satu paket? Memangnya beli cangkir ! jangan ngawur kalau bicara.” Jawabku sambil merengut tidak peduli. Kuteruskan saja pekerjaan rumah yang sejak tadi kuutak – atik. Tapi tanpa kuhiraukan pun dia masih saja mengoceh.

“ Eeh..., malah tidak percaya! Aku Hujan, dan kau pelangi. Pelangi tidak bisa muncul jika tidak hujan, dan hujan.....tidak akan meninggalkan kesan jika tak ada pelangi!” ujarnya dengan yakin.

“ Mengapa aku harus jadi pelangi?” aku mengerutkan kening.

“ Karena kau memang pelangi!” jawab Hujan.

“ Kau sinting!” Ya, dia memang sinting. Lihatlah tingkah gilanya sekarang, dia melemparkan kamus bahasa inggris setebal kulit badak di atas pekerjaan rumahku. Aku melotot,siap menyemprotkan serentetan kemarahan, dan sebelum aku sempat memprotesnya, dia sudah menjawab,

“ Kau ini aneh, nama seindah itu kau tidak tahu artinya, sekarang lihatlah di kamus, biar tidak percuma orang tuamu mengarang nama yang bagus untuk anaknya!” Hujan pun beranjak pergi.

Aku hanya tersenyum masam jika mengingat hal itu. Aku juga heran, mengapa Tuhan menakdirkan aku bertemu dengannya, menuliskan sebuah kisah cinta yang indah dan penuh kenangan tentang aku dan Hujan pada buku takdirnya, tapi menghendaki ada kata perpisahan di akhir cerita yang Tuhan tulis. Tidakkah Tuhan tahu aku menjadi orang yang hancur dalam kesendirian pada takdir yang Dia rencanakan?

Tuhanku...., seandainya Kau biarkan dia hidup lebih lama satu hari. Cukup satu hari saja, Tuhan. Biar ia mati saat ini juga. Biar ia mati di tempat ia ingin menepati janjinya. Disini, dipangkuanku, di antara rerebahan rumput – rumput yang menunduk lesu, merindukan detak – detak pedang gerimis turun dari langit.


Suasana taman semakin ramai. Hatiku pun semakin kalut berderai - derai. Semakin banyak orang berdatangan. Jiwaku pun semakin gelisah tak karuan.Oh tidak, Tuhan! Jangan, jangan biarkan aku menumpahkan air mata di tempat ini. Jangan biarkan aku menangis di depan orang – orang ini!

Tapi tampaknya otak dan hatiku kini tak sejalan. Air mataku pun menggenang di ambang pelupuk mataku. Segera kubenamkan kepalaku ke lutut, dan tanpa kusadari air matakupun tumpah ruah tak terbendung lagi. Jiwa kuat dan tegar yang sudah kubangun semenjak tadi seolah musnah sudah. Didera kesedihan dan kepedihan yang begitu menyengat. Rasanya begitu sakit hingga menusuk – nusuk sisi terdalam lubuk hatiku yang diliputi kegelapan pekat. Dan disaat keterpurukan melanda, kenangan indah yang tak ingin kuingat - ingat itu justru datang bertubi – tubi. Semakin kutepis, semakin jelas ia tergambar di benakku.

“ Berapa lama menurutmu kau sanggup mencintai aku, Iris?” tanya Hujan sesaat sebelum kepergiannya dua tahun yang lalu.

“ Apa maksudmu? Apa kau sudah gila? Tentu saja selamanya!” dari luar aku memang terlihat kesal, marah, uring – uringan. Kesal karena dia meragukan perasaanku untuk yang kesekian kali. Marah karena dia akan pergi jauh meninggalkanku. Uring – uringan karena bingung memikirkan kapan akan bertemu lagi. Tapi dalam hati sebetulnya aku sangat sedih. Ah..., betapa egoisnya manusia. Seharusnya aku senang, ikut bahagia, dan bangga. Bagaimana tidak, kekasihku akan menuntut ilmu di kota besar. Di sebuah perguruan tinggi yang modern, megah,mentereng, dipenuhi manusia – manusia cerdas berkualitas tinggi yang sama dengannya. Yah..., di kota yang besar, yang gemerlap, yang mewah, dan jauh...

“ Tapi sebentar lagi aku akan meninggalkanmu!Belum tentu aku sanggup setia padamu seperti kau setia padaku!” aku tidak menjawab, hanya kutepiskan dengan kasar tangannya yang sejak tadi menggenggam tanganku. Kutinggalkan dia sambil memberengut.

“ Hei, hei, tunggu! Begitu saja cemberut, aku kan cuma tanya?”

“ Buat apa ditanyakan lagi? Biar saja jarak memisahkan raga kita, asal jangan hati kita. Aku yakin, ragamu saja yang pergi, sampai disana kamu akan sadar, hatimu tetap ada di sini, lagipula aku yakin Tuhan sayang padaku, Dia yang akan menjagamu untukku!”

“ Begitu ya? Hhehehee........

“ Kenapa tertawa?”

“ Kalau aku selingkuh, bagaimana?”

“ Kau bisa kualat!”

“ Kualat apa?”

“ Belum pernah dengar, ada orang tidak setia mati dimakan serigala?”

“ Hehehehe...”

“ Kenapa tertawa lagi?”

“ Kamu manis sekali sih?”

“ Aaaaarrrrgggghhh.....Hujjaaannn...! kamu jahat!” kupukuli dadanya dengan sekuat tenagaku. Hujan memang seperti itu. Tidak bisa diajak serius. Tidak romantis. Selalu menggoda jika aku kelewat serius. Entah apa yang membuatku mempunyai perasaan yang sangat dalam seperti ini kepadanya.

“ Baiklah., baiklah Nona Bawel! Mana mungkin aku bisa selingkuh, punya pacar satu yang modelnya seperti kamu saja sudah susah, apalagi menambah satu lagi.”

“ Kurang ajar!”

“ Ada satu hal yang harus kau ingat, jika memang benar kau sanggup menjaga kesetiaanmu padaku, tanggal 28 Februari dua tahun lagi aku akan mengajakmu pergi ke tempat kenangan kita dua tahun yang lalu, masih ingat kan?”

“ Tempat kenangan kita? Mengapa harus disana? Mengapa harus dua tahun lagi?” tanyaku bingung.

“ Itu ujian kesabaran untukmu, Sayang, tunggu aku ya!” jawabnya sebelum naik ke Kapal Feri yang sebentar lagi akan berangkat. Dia menoleh, memberikan senyum manisnya, sebelum aku tak dapat melihatnya lagi.

Sekarang aku sudah ada di tempat ini, Hujan...! sekarang aku sudah dapat membuktikan kepadamu bahwa cinta itu masih belum pudar. Tapi mengapa malah kau yang tidak datang?

Hhh......, Hujan, Hujan! Tega sekali kau, kau tahu aku tidak suka keramaian. Kau tahu aku benci duduk seorang diri seperti ini di tengah orang – orang banyak. Tapi kau yang membuatku berada dalam keadaan seperti ini. Kau sengaja membuatku merasakan ketidaknyamanan yang kubenci seperti saat ini. Tapi, benarkah ini semua kausengaja, Hujan? Jika ya, mungkin saat ini kau sedang menertawaiku dengan puas dari atas sana. Kau puas sudah mengusiliku lagi, seperti saat dulu kita masih bersama. Tapi apakah kau masih bisa tertawa saat ini?

Malam itu seluruh anggota keluarga menunggu kepulangannya. Begitu pula aku. Rumah kami memang bersebelahan, kami sudah menjadi tetangga semenjak aku masih kecil. Hatiku yang meluap penuh debar kegembiraan bercampur kerinduan kembali surut tatkala hingga pagi hari ia belum juga muncul. Sia – sia aku menajamkan telinga kalau – kalau kudengar ada angkutan umum berhenti di depan rumahnya, lalu sosok yang kurindukan itu akan muncul dengan senyum khasnya.

Tapi semua anganku itu tidak terwujud. Kata orang tuanya, Hujan belum pulang. Kemana saja anak bandel tukang usil itu? Apa mungkin terjadi sesuatu di jalan? Tersesatkah? Ah..., tidak mungkin, Hujan orang yang cerdas, mana mungkin dia tidak tahu jalan pulang, Lantas, mengapa ia belum pulang juga? Apa ia hanya berbohong? Mengusili orang lagi seperti biasanya?

Dan pertanyaan yang bertumpuk – tumpuk ini baru menemukan jawabannya ketika hari beranjak siang. Sebuah mobil ambulans diikuti beberapa mobil polisi berhenti di depan rumah kami. Keluargaku dan keluarga Hujan serentak tersadar dari lamunan dan beranjak dari tempat duduk. Sementara aku yang dilanda firasat buruk hanya terhenyak gemetar di kursiku.

Kulihat beberapa orang polisi berbicara dengan Ayah dan Ibu Hujan, sementara beberapa pria berseragam putih membuka pintu ambulans dan mengeluarkan sebuah peti tertutup kain putih.

Mengapa? Mengapa mereka mengantarkan peti kemari? Siapa yang ada di dalam peti itu? Entah mengapa hatiku makin menggelepar dilanda kegelisahan yang pahit.

Tak lama kemudian kulihat ibu Hujan berlari menerjang peti tersebut, ia menangis dengan histeris. Sementara ayah Hujan limbung ke tembok, wajahnya pucat pasi, tapi ia cepat menguasai keadaan. Tak lama kemudian dia pun pergi dengan salah satu mobil polisi yang ada di depan.

“ Huuujjjaaannnn......., Aaaarrrggghhh....., Huuujaaaannn....anakkkuuu..., mengapa kau jadi begini, Nak? Bukan seperti ini Ibu ingin melihat kau pulang! Ya Allah Gusti Pangeran....., nyuwun pangapura, Gusti, mengapa begini? Jangan tinggalkan Ibu, Nak....!” Tangis histeris Ibu Hujan yang sangat menyayat itu bagaikan sebongkah batu besar yang menimpa kepalaku saat itu. Dalam hatiku, dalam kepalaku, dalam tubuhku, seperti ada badai besar yang memporak – porandakan seluruh isinya.

Hujan..., Hujan..., tidak mungkin..., tidak mungkin....

Tak lama kemudian ibuku masuk menghampiriku. Matanya basah, wajahnya terlihat sangat terpukul.

“ Bu....

“ Iris, Hujan sudah pergi.” Ujarnya.

“ Pergi....pergi kemana, Bu? Disini rumahnya, dia pasti kembali kemari, kan? kemana Hujan, Bu? Kemana?” air mataku meleleh, dadaku yang sesak sudah tak mampu lagi menahan. Benda – benda di hadapanku mulai mengabur dalam penglihatanku. Ibu menggenggam tanganku erat.

“ Dia sudah ndak ada, Nak.” Lalu Ibu memelukku. Kami menangis bersama dalam suasana haru. Tapi bukan hanya haru yang kurasakan. Aku mendapati hatiku hancur menjadi kepingan – kepingan kecil tak berbentuk. Aku marah. Sedih. Kecewa. Sekaligus tidak percaya.

Seperti inikah kepulangan yang dijanjikan Hujan? Pulang, tapi untuk pergi selama – lamanya. Mengapa?

Hanya Ayah Hujan yang bisa menjawabnya, ia tiba kembali di rumah beberapa saat kemudian bersama lelaki berumur tiga puluhan juga beberapa orang polisi. Menurut mereka, lelaki itu adalah saksi yang mengetahui bagaimana persisnya musibah yang menimpa Hujan. Ayah Hujan sebetulnya sudah tahu bagaimana persisnya kematian Hujan, dia sudah mendengarkan penjelasannya tadi di kantor polisi, tapi dia merasa tidak sanggup menceritakan kepada keluarganya, terutama istrinya. Maka itulah ia meminta lelaki itu untuk datang ke rumah. Setelah dipersilahkan duduk di ruang tamu, dia pun mulai menceritakan apa yang telah dilihatnya.

Menurut saksi tersebut, Hujan memang pulang. Dia berangkat dari terminal, menaiki bis yang memang akan melewati kotanya. Lelaki tersebut juga menaiki bis yang sama dengan Hujan, bersama istri dan dua orang anaknya. Dan semua baik – baik saja hingga saat tengah malam, 2 orang yang kelihatan seperti penumpang bis biasa tiba – tiba berdiri dan menodong seisi bis. Yang seorang membawa senjata api, yang satu lagi menghunus sebilah golok tajam mengkilap, yang kelihatannya bisa melepaskan sebuah kepala dari badan seseorang dengan sekali tebas.

Semua pasrah, tak berani melawan. Mereka lebih merelakan harta mereka yang hilang daripada harus mati sia –sia. Begitu pula Hujan, kata saksi tersebut, Hujan diam saja ketika dompet, handphone, dan seperangkat laptopnya dirampas sekawanan perampok kejam tersebut. Gerak – geriknya menunjukkan perdamaian. Tapi Hujan tidak terima saat seorang dari perampok tersebut menjambak – jambak rambut seorang nenek karena tidak memberikan uangnya. Mungkin saat itu Hujan berpikir, nenek itu memang tidak punya sesuatu untuk diberikan kepada perampok.

“ Waktu itu suasananya sungguh menakutkan, tapi anak muda itu sungguh berani, dia mendorong perampok itu, ‘ Jangan memaksa orang tua kalau memang tidak punya, rampok saja orang lain yang bisa memberimu uang!’ begitu katanya, Pak, Bu! Saya jadi terharu kalau ingat itu, padahal saya sendiri sudah gemetar di tempat duduk, takut anak istri saya kena peluru nyasar, jadi lebih baik diam saja...” ujar Bapak itu.

Aku mendengarkannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Marah. Tidak terima. Sekaligus bangga. Setidaknya Hujan sempat melakukan perbuatan yang amat mulia di penghujung hidupnya.

“ Lantas..., perampok – perampok itu marah Pak, Bu! Mereka merasa terganggu oleh seorang pahlawan kesiangan. Lalu terjadilah pertengkaran dua lawan satu, jelas saja bukan perkelahian yang imbang, apalagi mereka bersenjata. Lalu...., mereka menyeret Almarhum Nak Hujan ke dekat pintu Bis, ‘Cepat buka pintu bisnya!’, kata mereka waktu itu, mereka memaksa kondektur bis untuk membukakan pintu, saya kira mereka mau turun karena sudah selesai merampok, ternyata Pak.....Ternyata Bu...., anak Anda dilemparkan dari atas bis....” Bapak itu tak dapat melanjutkan ceritanya, suaranya bergetar dan matanya berkaca – kaca. Rupanya suasana haru dan sedih di ruangan itu juga merasuki perasaannya. Bapak Hujan hanya menunduk menahan pahit yang dirasakannya. Sementara ibu Hujan sudah menangis lagi dengan histeris.

“ Sebetulnya kalau bisa, saya ingin sekali turun untuk menolong anak Anda Pak , Bu! Tapi keadaan memang tidak menguntungkan. Sepanjang sisa perjalanan itu, perampok – perampok laknat yang kejam itu terus saja menodongkan senjatanya ke leher kami, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya pada anak Anda.” Bapak itu mengakhiri ceritanya.

Jadi Hujan meninggal karena dijatuhkan dari bis yang dinaikinya. Tapi apa mungkin...? jika memang seperti itu, mengapa jasad Hujan hancur berantakan seperti habis dicincang? Separah itukah jika hanya terjatuh?

“ Nah..., itu tugas kami dari kepolisisan untuk memberikan penjelasan, Ibu....” seorang polisi berwajah sabar dan ramah mencoba memberi pengertian kepada Ibu Hujan.

“ Kami dari kepolisian sudah menyelidiki TKP, tempat Saudara Almarhum Hujan jatuh. Di tepi jalan yang dilalui bis tersebut memang berupa hutan dan semak belukar. Disanalah jasadnya ditemukan dalam keadaan hancur, memang tidak mungkin seperti itu jika hanya didorong dari atas bis, karena itulah kami menduga ada penyebab lain. Ternyata benar...., disekitar tempat jasadnya kami temukan banyak sekali jejak – jejak kaki serigala..........

Kalimat – kalimat dari polisi tersebut selanjutnya sudah tak mampu kucerna lagi. Berbagai bayangan tentang kematian Hujan berkelebat di kepalaku. Jadi seperti itu....? Saat dijatuhkan dari atas bis, tubuhnya yang sudah tidak berdaya jatuh berguling – guling hingga masuk ke pinggiran hutan yang ada di tepi jalan. Ya, Hujan memang terlepas dari kekejaman perampok di bis itu. Tapi dia tidak sadar, ada bahaya lain yang mengintainya. Bahaya yang lebih besar. Bahaya yang dapat merenggut jiwanya.

Sepasang mata tajam mengkilat mengintip dari balik semak – semak. Napasnya mendengus – dengus dengan rakus. Langkahnya samar – samar berkelebat di kegelapan. Dan sungguh tak pernah kubayangkan, itulah malaikat pencabut nyawa yang merenggut jiwa Hujan...



Mengapa harus dengan cara itu Kau cabut nyawanya,Tuhan....? mengapa orang sebaik dia harus mati dengan sedemikian tragis? Tangannya tinggal tulang belulang, isi perutnya terburai, matanya hilang, mata yang dulu pernah kusukai karena selalu melirik dengan jenaka, dan tubuh itu, sekujur tubuh itu berlumur darah dan tanah....

Oh..., mengapa dia harus menderita begitu berat menjelang kematiannya ?

Apakah ini karma? Lapat – lapat anganku memutar balik ke masa lalu

“ Kalau aku selingkuh, bagaimana?”

“ Kau bisa kualat!”

“ Kualat apa?”

“ Belum pernah dengar, ada orang tidak setia mati dimakan serigala?”


Senja mulai menarik keremangannya dari taman. Selubung warna hitam mulai menyelimuti pepohonan dan bunga – bunga. Tidak ada lagi keramaian itu. Tidak ada lagi orang – orang berkumpul menikmati indahnya taman. Semua seolah mengikuti langkah mentari kembali ke peraduan mereka. Yang tinggal hanyalah pendar – pendar cahaya kunang – kunang yang menari di semak – semak. Dan aku, yang terus akan mengenang Hujanku, yang pergi diterbangkan angin, ke tempat yang jauh......




TAMAT


Minggu, November 02, 2008

Profil Tim 'Juku Eja' PSM Makassar


Berdiri: 1915
Alamat: JL Dr Sam Ratulangi No 3, Makassar
Telepon : (0411) 380388
Ketua Klub: Ilham Arief Sirajuddin
Stadion: Gelora Andi Mattalata Mattoangin, Makassar

Sejarah Singkat

Persatuan Sepakbola Makassar atau lebih populer dengan sebutan PSM Makassar, adalah sebuah tim sepakbola Indonesia yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tim berjuluk Juku Eja yang juga
biasa dijuluki Ayam Jantan dari Timur merupakan salah satu tim terkuat di pentas sepakbola nasional.

Itu bisa dilihat dengan tampilnya tim ini sebanyak tiga kali mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia.Selain itu, PSM Makassar merupakan salah satu tim yang mencatat rekor prestasi paling stabil di era sepakbola profesional sejak Liga Indonesia digulirkan, dengan sekali menjadi juara dan empat kali tampil sebagai runner-up.

Hebatnya lagi, tim ini hanya sekali gagal menembus putaran final. Satu prestasi yang cukup spektakuler karena mampu tetap eksis dan melanjutkan keperkasaanya, seperti yang pernah dilakukan di era perserikatan.

Kisah terbentuknya PSM Makasar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepakbola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian tercatat
sebagai embrio PSM. Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepakbolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani.

Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS,
sejumlah klub dari Sumatera, Borneo, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama.

Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan
pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa (pekerja paksa). Sebagiannya lagi dikirim ke Burma (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepakbola di Indonesia kala itu.

Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepakbola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepakbola Makassar (PSM).

Ketika Indonesia terlepas dari penjajahan. PSM mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi Ketua PSM. Meskipun sederhana, namun roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Tampaknya udara kemerdekaan ikut memberi "nafas segar" bagi PSM.

Pada dekade 1950, PSM mulai melakukan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal tentunya adalah
Ramang. Bahkan kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepakbola nasional sebagai legenda itu tetap dikenang hingga saat ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini
terkadang dijuluki Pasukan Ramang.

PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final yang digelar di Medan. Sejak saat itu PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepakbola Indonesia.
Terlebih karena setelah itu prestasi tim ini terus berlanjut, sehingga membuat mereka masuk dalam jajaran elit klub di tanah air. Lima kali gelar juara perserikatan mereka raih serta beberapa kali runner-up, semakin memantapkan tim ini layak disebut sebagai jawara Perserikatan, yang hingga saat ini masih tetap menjadi tim papan atas Liga Indonesia.

Di era sepakbola profesioanl, tim ini pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dreem Tim ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makasar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. Hebatnya, PSM kala itu hanya dua kali menelan kekalahan dari 31 pertandingan yang mereka mainkan.

Kiprah Di Superliga

Seiring dengan berjalannya waktu, prestasi PSM Makassar sempat memudar di awal perhelatan Superliga 2008/09. Bahkan tim ini nyaris tidak mengantongi tiket ke kasta tertinggi kompetisi sepakbola di tanah air tersebut. Untung saja di detik-detik akhir Syamsul Haeruddin dan kawan-kawan mampu bangkit dan meraih kemenangan, sehingga bisa merebut satu tiket dari 18 kontestan Superliga melalui jalur kompetisi.

Saat tampil di Superliga, PSM kembali meredup, menyusul kebijakan manajemen yang tidak menggunakan pemain lokal dari luar Makassar. Hal itu membuat Juku Eja kehilangan tajinya. Kemenangan sepertinya
sulit mereka raih hingga akhirnya manajemen mendepak pelatih Radoy Minkovski asal Bulgaria, karena dianggap gagal memberikan prestasi.

Selanjutnya posisi Radoy digantikan Raja Isa. Di tangan mantan pelatih Persipura Jayapura asal Malaysia itu diharapkan prestasi PSM bisa lebih baik. Tapi rupanya kehadiran pelatih yang mampu membuat Persipura tampil trengginas ini tidak banyak membawa perubahan. Itu karena materi pemain lokal yang dimiliki memang jauh dari harapan.

Tak heran jika Raja Isa pernah menyatakan skuad timnya sangat sulit untuk tampil sebagai juara Superliga. Hal itu berdasarkan pertimbangan materi pemain yang dimiliki. Tidak sekedar berkomentar tentunya. Sebab pelatih berdarah Bugis itu sebelumnya melakukan analisis secara mendalam mengenai pemain lokal yang mengisi skuad PSM. Hasilnya, mayoritas pemain itu minim "jam terbang".

Peluang Juara

Seperti telah disebutkan pelatih Raja Isa, jika timnya sangat sulit untuk juara sekiranya tidak ada penambahan materi pemain utamanya di sektor pemain lokal. Itu bisa dilihat dengan posisi tim kebanggaan warga Kota Makassar di klasemen sementara. Di mana mereka bercokol di papan tengah dengan torehan 20 poin dari 15 pertandingan. Hasil dari lima kali menang, lima kali seri, dan lima kali kalah. Terpaut cukup jauh dengan Persipura yang memimpin klasemen sementara dengan 39 poin.

Meski demikian, sebagai tim yang cukup disegani, peluang PSM tampil sebagai yang terbaik di kompetisi paling elit di tanah air yang baru pertama kali digulirkan ini tetap terbuka. Terlebih jika di putaran kedua nanti kebijakan menggunakan tenaga pemain lokal Sulawesi Selatan itu bisa diubah. Jika tidak, maka beberapa pemain asal Makassar yang saat ini merumput di tim lain harus bisa ditarik.

Sebut saja M Ilham di Persija Jakarta, Hamka Hamzah di Persik Kediri, Isnan Ali di Sriwijaya Football Club (SFC) dan lainnya. Sayang hal ini tidak semudah membalikkan tangan. Sebab sudah pasti klub di mana para pemain itu tampil bakal menahannya. Kalau pun tidak, harganya dipastikan selangit. Untuk itu, sekiranya PSM mengincar juara, maka kebijakan manajemen mutlak harus ditinjau.

Prestasi

Perserikatan

Juara: 1957, 959, 1965, 1966, 1991/92.
Runner-up: 1951, 1961, 1964, 1994

Liga Indonesia (LI)

1994/1995: Posisi ke-10, Wilayah Timur
1995/1996: Runner-up
1996/1997: Semi-finalis
1997/1998: Liga Indonesia dihentikan
1998/1999: Delapan Besar
1999/2000: Juara
2001: Runner-up
2002: Semi-finalis
2003: Runner-up
2004: Runner-up
2005: Finalis delapan besar
2006: Finalis delapan Besar
2008: Posisi ke-5 Wilayah Timur

Liga Champions Asia

2001 - Perempat final (masih bernama Piala Champions Asia)
2004 - Babak pertama
2005 - Babak pertama

Kisah Si Setan Merah


Manchester United F.C. (biasa disingkat Man Utd, Man United atau hanya MU ) adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester.

Dibentuk sebagai Newton Heath LYR F.C. pada 1878 sebagai tim sepak bola depot Perusahaan Kereta Api Lancashire dan Yorkshire Railway di Newton Heath, namanya berganti menjadi Manchester United pada 1902.

Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson - dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership di tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan delapan kali merebut tropi juara.

Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).

MU menjadi salah satu klub paling sukses di Inggris; sejak musim 86-87, mereka telah meraih 20 trofi besar - jumlah ini merupakan yang terbanyak di antara klub-klub Liga Utama Inggris. Mereka telah memenangi 17 trofi juara Liga Utama Inggris. Pada tahun 1968, mereka menjadi tim Inggris pertama yang berhasil memenangi Liga Champions Eropa, setelah mengalahkan S.L. Benfica 4–1, dan mereka memenangi Liga Champions Eropa untuk kedua kalinya pada tahun 1999 dan sekali lagi pada tahun 2008 setelah mengalahkan Chelsea F.C. di final. Mereka juga memegang rekor memenangi Piala FA sebanyak 11 kali.

Pada 12 Mei 2005, pengusaha Amerika Serikat Malcolm Glazer menjadi pemilik klub dengan membeli mayoritas saham yang bernilai £800 juta (US$1,47 milyar) seiring dengan banyaknya protes dari para pendukung fanatik.



Sejarah

Tahun awal (1878–1945)

Tim Manchester United pada awal sesi 1905-06, yang pada saat itu menjadi juara dua di Divisi 2 dan terangkat. Tim pertama kali dibentuk dengan nama Newton Heath L&YR F.C. pada 1878 sebagai tim karya Lancashire dan Yorkshire stasiun kereta api di Newton Heath. Kaos tim berwarna hijau - emas. Mereka bermain di sebuah lapangan kecil di North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street di kota dekat Clayton pada 1893. Tim sudah memasuki kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, menjadi perusahaan mandiri, mengangkat seorang sekretaris perkumpulan dan pengedropan "L&YR" dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja..


Tak lama kemudian, di tahun 1902, tim nyaris bangkrut, dengan utang lebih dari £2500. Lapangan Bank Street mereka telah ditutup.


Sebelum tim mereka bubar, mereka menerima investasi dari J. H. Davies, direktur Manchester Breweries. Awalnya, seorang legenda tim, Harry Stafford, yang merupakan kapten tim, memamerkan anjing St. Bernardnya, kemudian Davies memutuskan untuk membeli anjing itu. Stafford menolak, tetapi berhasil mempengaruhi Davies untuk menannamkan modal pada tim dan menjadi chairman tim. Diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Central dan Manchester Celtic adalah nama yang diusulkan, sebelum Louis Rocca, seorang imigran muda asal Italia, berkata "Tuan-tuan, mengapa kita tidak menggunakan nama Manchester United?" Nama ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April 1902. Davies juga memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.


Ernest Mangnall ditunjuk menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang mengundurkan diri pada tanggal 28 September 1902. Mangnall bekerja keras untuk mengangkat tim ke Divisi Satu dan gagal pada upaya pertamanya, menempati urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall memutuskan untuk menambah sejumlah pemain ke dalam klub dan merekrut pemain seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John Picken, ada juga Charlie Roberts yang membuat dampak besar. Dia dibeli £750 dari Grimsby Town pada April 1904, dan membawa tim ke posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904.


Mereka kemudian berpromosi ke Divisi Satu setelah finis diurutan dua Divisi Dua musim 1905–06. Musim pertama mereka di Divisi Satu berakhir kurang baik, mereka menempati urutan 8 klasmen. Akhirnya mereka memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908. Manchester City sedang diselidiki karena menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA. Mereka didenda £250 dan delapan belas pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk mereka lagi. United dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, merekrut Billy Meredith dan Sandy Turnbull, dan lainnya. Pemain baru ini tidak boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru 1907, akibat dari skors dari FA. Mereka mulai bermain pada musim 1907–08 dan United membidik gelar juara saat itu. Kemenangan 2–1 atas Sheffield United memulai kemenangan beruntun sepuluh kali United. Namun pada akhirnya, mereka tutup musim dengan keunggulan 9 poin dari rival mereka, Aston Villa.


Klub membutuhkan waktu dua tahun untuk membawa trofi lagi, mereka memenangkan trofi Liga Divisi Satu untuk kedua kalinya pada musim 1910–11. United pindah ke lapangan barunya Old Trafford. Mereka memainkan pertandingan pertamanya di Old Trafford pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool, tetapi mereka kalah 4-3. Mereka tidak mendapat trofi lagi pada musim 1911–12, mereka tidak didukung oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester City setelah 10 tahunnya bersama United. Setelah itu, mereka 41 tahun bermain tanpa memenangkan satu trofi pun.


United kembali terdegradasi pada tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi Satu. Mereka naik divisi lagi tahun 1925, tetapi kesulitan untuk masuk jajaran papan atas liga Divisi Satu dan mereka turun divisi lagi pada tahun 1931. United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya yaitu posisi 20 klasemen Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.



Era Busby (1945–1969)


Pada tahun 1945, Matt Busby ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini.


Charlie Mitten pulang ke Colombia untuk mencari bayaran yang lebih baik, tetapi kemampuan pemain senior United tidak menurun dan kembali meraih gelar Divisi Satu pada 1952. Busby tahu, bahwa tim sepak bola tidak hanya membutuhkan pengalaman pemainnya, maka, dia juga berpikir untuk memasukkan beberapa pemain muda. Pertama-tama, pemain muda seperti Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones dan Dennis Viollet, membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953, tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby mempunyai pemain bertalenta tinggi yang bernama Duncan Edwards. Pemuda asal Dudley, West Midlands memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain disegala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. Musim lalu, FA membatalkan hak Chelsea untuk tampil di Piala Champions. United dapat mencapai babak semi-final dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.

Sebuah plat kenangan di Old Trafford sebagai penghargaan untuk para pemain yang meninggal pada tragedi Munich Air.


Tragedi terjadi pada musim berikutnya, ketika pesawat membawa tim pulang dari pertandingan Piala Champions Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di Munich, Jerman untuk mengisi bahan bakar. Tragedi Munich air tanggal 6 Februari 1958 merenggut nyawa 8 pemain tim - Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam "Billy" Whelan - dan 15 penumpang lainnya, termasuk beberapa staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry. Terjadi 2 kali pendaratan sebelum yang ketiga terjadi kesalahan fatal, yang disebabkan tidak stabilnya kecepatan pesawat karena adanya lumpur. Penjaga gawang United Harry Gregg mempertahankan kesadaran saat kecelakaan itu dan dibawah ketakutan pesawat akan meledak, menyelamatkan Bobby Charlton and Dennis Viollet dengan mengencangkan sabuk pengamannya. Tujuh pemain United menginggal dunia di tempat sedangkan Duncan Edwards tewas ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sayap kanan Johnny Berry juga selamat dari kecelakaan itu, tetapi cedera membuat karir sepak bolanya berakhir cepat. Dokter Munich mengatakan bahwa Matt Busby tidak memiliki banyak harapan, namun ia pulih dengan ajaibnya dan akhirnya keluar dari rumah sakit setelah dua bulan dirawat di rumah sakit.


Ada rumor bahwa tim akan mengundurkan diri dari kompetisi, namub Jimmy Murphy mengambil alih posisi manager ketika Busby dirawat di rumah sakit, klub melanjutkan kompetisinya. Meskipun kehilangan pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, dimana mereka kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk dapat mengirimkan United dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk berpartisipasi di Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban kecelakaan, namun FA menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan menyelesaikan liga di posisi kedua klasemen; tidak buruk untuk sebuah tim yang kehilangan sembilan pemain akibat tragedi Munich air.


Busby membangun kembali tim di awal dekade 60-an, membeli pemain seperti Denis Law dan Pat Crerand. Mungkin orang yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah pemuda Belfast yang bernama George Best. Best memiliki keatletikkan yang sangat langka. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun hanya finis diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan memenangkan liga tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala Champions Eropa 1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1 dipertandingan final, menjadi tim Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini. Tim United saat itu memiliki Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law and George Best. Matt Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.



Masa sulit (1969–1986)


United mengalami masa-masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, selesai diurutan delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim 1970–71 dengan buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih tim cadangan. Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah asuhan Busby, United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia meninggalkan klub pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa pemain kuncinya seperti Nobby Stiles dan Pat Crerand.


Manager Celtic yang berhasil membawa Piala Champions ke Glasgow, Jock Stein, ditunjuk untuk mengisi posisi manager — Stein telah menyetujui kontrak secara verbal dengan United, tetapi membatalkannya — . Frank O'Farrell ditunjuk sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O'Farrell tidak bertahan lebih dari 18 bulan, bedanya hanya O'Farrell bereaksi untuk menanggulangi penampilan buruk dari United dengan membawa muka baru ke dalam klub, yang paling nyata adalah direkrutnya Martin Buchan dari Aberdeen seharga £125,000. Tommy Docherty menjadi manager diakhir 1972. Docherty, atau "Doc", menyelamatkan United dari degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang saat itu trio Best, Law and Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah ke Manchester City pada musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut untuk menggantikan Best, Law and Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa.


Tim meraih promosi pada tahun pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell yang bermain baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere Rovers. United mencapai Final Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan Southampton. Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool 2–1. Didalam kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki hubungan dengan istri fisioterapi.


Dave Sexton menggantikan Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim bermain lebih defensif. Gaya bermain ini tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya menyerang Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan, Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak dapat mengangkat United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan kedua, dan hanya sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal. Karena tidak meraih gelar, Sexton dipecat pada tahun 1981, walaupun ia memenangkan 7 pertandingan terakhirnya.


Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson dari West Brom. Robson disebut-sebut merupakan pemain tengah terbaik sepeninggal Duncan Edwards. Tim Atkinson memiliki pemain baru seperti Jesper Olsen, Paul McGrath dan Gordon Strachan yang bermain bersama Norman Whiteside dan Mark Hughes. United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985, dan diunggulkan untuk memenangkan liga musim 1985–86 setelah memenangkan 10 pertandingan liga pertamanya, membuka jarak 10 poin dengan saingan terdekatnya sampai Oktober 1986. Penampilan United kemudian menjadi buruk dan United mengakhiri musim di urutan 4 klasemen. Hasil buruk United terus berlanjut sampai akhir musim dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi, pada November 1986, Atkinson dipecat.


Era Alex Ferguson (1986–sekarang)


Sebelum Treble (1986-1998)

Alex Ferguson


Alex Ferguson datang dari Aberdeen untuk menggantikan Atkinson dan mengantarkan klub meraih posisi 11. Musim berikutnya yaitu musim 1987–88, United menyelesaikan liga di posisi kedua, dengan Brian McClair yang menjadi pencetak 20 gol liga setelah George Best.


United mengalami masa sulit 2 musim berikutnya. Dengan pembelian pemain yang cukup banyak, Ferguson tidak dapat memenuhi harapan suporter. Alex Ferguson telah berada dalam bahaya pemecatan pada awal 1990, tetapi sebuah gol dari Mark Robins membawa United menang 1–0 atas Nottingham Forest dibabak ketiga Piala FA. Ini membuat Ferguson terselamatkan dan pada akhirnya United memenangkan Piala FA, setelah mengalahkan Crystal Palace di partai ulang babak final.


United memenangkan Winners' Cup Eropa di 1990–91, mengalahkan juara Spanyol musim itu, Barcelona di final, tetapi mengecewakan di musim berikutnya karena di liga mereka kalah dari saingan, Leeds United.


Kedatangan Eric Cantona di November 1992 merupakan sebuah langkah krusial United saat itu. Cantona membaur bersama pemain [[nal Piala FA menjadikan MU menjadi juara dua di liga dan Piala FA. Ferguson membuat suporter kesal karena menjual beberapa pemain Beberapa dari mereka langsung terpilih menjadi anggota Tim Nasional Sepak Bola Inggris. Secara mengejutkan, United kembali meraih double pada musim 1995–96. Ini adalah pertama kalinya klub Inggris meraih double sebanyak dua kali dan akhirnya mereka mendapat sebutan "Double Double".


Mereka memenangkan liga musim 1996–97 dan Eric Cantona menyatakan pensiun dari persepak bolaan profesional pada usia 30. Mereka mengawali musim 1997–98 dengan baik, tetapi mengakhiri liga pada posisi dua klasemen, dibawah pemenang dua gelar, Arsenal.


Treble (1998–1999)


Musim 1998–99 untuk Manchester United adalah musim tersukses karena mereka berhasil menjadi satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih Treble(tiga gelar dalam satu musim) — dengan memenangkan Liga Utama Inggris, Piala FA dan Liga Champion UEFA di musim yang sama.Setelah melewati Liga Utama yang padat, Manchester United berhasil memenangkan liga pada pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2–1, ketika Arsenal menang 1–0 atas Aston Villa. Memenangkan Liga Utama merupakan bagian pertama dari treble United, yang disebut Ferguson bagian tersulit. Di final Piala FA mereka bertemu Newcastle United dan menang 2–0 melalui gol Teddy Sheringham dan Paul Scholes. Pada pertandingan terakhir mereka musim itu, pertandingan Final Liga Champions Eropa 1999, mereka mengalahkan Bayern Munich, pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai comeback terbaik yang pernah ada, kalah sampai dengan injury time dan mencetak gol dua kali di menit-menit terakhir untuk memastikan kemenangan 2–1. Manchester United juga memenangkan Piala Interkontinental setelah mengalahkan Palmeiras 1–0 di Tokyo.



Setelah Treble (1999–sekarang)


United memenangkan liga tahun 2000 dan 2001, tetapi mereka gagal meraih kembali trofi kompetisi Eropa. Pada tahun 2000, Manchester United menjadi salah satu dari 14 pendiri kelompok G-14. Ferguson mengadopsi gaya permainan bertahan dan tetap gagal di kompetisi Eropa dan United menyelesaikan liga pada urutan ketiga klasemen. Mereka meraih kembali gelar liga musim berikutnya dan memulai musim dengan sangat baik, namun penampilan mereka memburuk ketika Rio Ferdinand menerima skorsing 8 bulan karena gagal dalam tes doping. Mereka memenangkan Piala FA 2004, setelah mengalahkan Millwall.


Musim 2004-05, produktivitas gol United berkurang, yang disebabkan oleh cederanya Ruud van Nistelrooy dan United menyelesaikan musim tanpa meraih satu gelar pun. Kali ini, Piala FA dimenangkan oleh Arsenal yang mengalahkan United melalui adu penalti. Di luar lapangan, cerita utamanya adalah kemungkinan klub diambil alih oleh pihak lain dan pada akhir musim, Malcolm Glazer, seorang pengusaha asal Tampa, telah memiliki kepemilikikan United.


United melakukan awal buruk pada musim 2005–06, dengan kepergian Roy Keane yang bergabung dengan Celtic setelah United banyak dikritik publik dan klub gagal melewati babak knock-out Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade setelah kalah dari tim asal Portugal, Benfica. Musim ini adalah musim yang buruk bagi United karena pemain kunci mereka seperti, Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes cedera. Mereka hanya meraih satu gelar musim itu, Piala Liga, mengalahkan tim promosi Wigan Athletic dengan skor 4–0. United memastikan tempat di urutan kedua klasemen liga dan lolos otomatis ke Liga Champions setelah mengalahkan Charlton Athletic 4–0. Akhir musim 2005–06, satu dari penyerang kunci, Ruud van Nistelrooy, meninggalkan klub dan bergabung dengan Real Madrid, karena hubungannya dengan Alex Ferguson retak.


Musim 2006-07 memperlihatkan gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs, dan pemain itu memiliki pera penting dalam pencapaian United di Liga Champions, dengan harapan meraih Treble kedua; namun setelah mencapai babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat).


Dalam perayaan ke-50 keikutsertaan Manchester United dalam kompetisi Eropa, dan juga perayaan ke-50 dari Treaty of Rome, Manchester United bertanding melawan Marcello Lippi dan tim Eropa XI di Old Trafford pada 13 Maret 2007. United memenangkan pertandingan 4–3.

Empat tahun setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh poin dibelakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United 1–0 dalam derbi Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0 di final Piala FA 2007 yang berlangsung di Stadion Wembley yang baru.


Pada 11 Mei 2008, United kembali meraih gelar liga setelah mengalahkan Wigan 2-0 di pertandingan terakhir untuk memastikan gelar tersebut, disusul gelar Liga Champion pada tanggal 21 Mei 2008 yang diraih dengan mengalahkan Chelsea 6-5 di final melalui adu penalti setelah bermain seri 1-1 di waktu normal 2x45 menit serta perpanjangan waktu 2x15 menit.


Lambang dan warna klub


Ketika nama tim masih Newton Heath, seragam tim berwarna hijau-kuning. Pada tahun 1902, sehubungan dengan pergantian nama menjadi Manchester United, klub mengganti warna seragam mereka menjadi merah(kaos), putih(celana), dan hitam(kaos kaki), yang menjadi standar seragam MU sampai saat ini. Pengecualian ketika tim bertanding di Final Piala FA tahun 1909 melawan Bristol City, kaos berwarna putih berkerah merah berbentuk V. Desain seragam ini kembali digunakan saat 1920-an ketika seragam tim berwarna merah-merah.


Kostum tandang biasanya adalah kaos putih, celana hitam, dan kaos kaki putih, tetap warna lain juga pernah digunakan, termasuk kaos biru bergaris putih yang digunakan dari tahun 1903 sampai 1916, hitam seluruhnya pada 1994 dan 2003 dan kaos biru dengan garis horisontal perak pada tahun 2000. Satu yang paling terkenal, hanya dipakai sebentar, kostum tandang United yang berwarna keseluruhan abu-abu dipakai pada musim 1995–96. Kostum ini tidak digunakan lagi saat MU kalah pada pertandingan pertama pemakaian kostum ini. Pada babak pertama, MU kalah 3-0 dari Southhampton, mereka mengganti seragam yang mereka kenakan menjadi seragam ketiga mereka yang berwarna biru-putih, tetapi pada akhirnya kalah 3–1. Seragam abu-abu tidak pernah lagi digunakan akibat hasil buruk yang mereka dapat pada pertandingan pertama dengan seragam abu-abu itu. Seragam tandang MU yang terkenal lainnya adalah kaos putih dengan lengan hitam dan garis emas-hitam. Seragam ini adalah seragam terakhir yang didesain Umbro sebelum MU memilih produsen Nike, dan memperingati 100 tahun pergantian nama dari Newton Heath F.C menjadi Manchester United.


Kostum ketiga United berwarna biru, yang dikenakan pemain saat memenangkan Piala Champions 1968. Pengecualian, kostum kuning terang yang digunakan pada awal 1970-an, seragam biru bergaris putih yang dipakai 1996, dan kaos putih bergaris merah-hitam yang dipakai pada 2004. United juga menggunakan kostum ketiga untuk latihan. United mengadopsi warna kostum hitam keseluruhan pada musim 1998–99 dan kaos biru tua dengan pinggiran marun pada tahun 2001 untuk bertanding melawan Southampton dan PSV Eindhoven.


Lambang Manchester United telah diganti beberapa kali, tetapi perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan. Setan yang terletak ditengah lambang merupakan akar dari julukan "Setan Merah"(The Red Devils), yang muncul di era 1960-an setelah Matt Busby mendengar itu dari fans tim rugbi Salford. Pada akhir 60-an, the devil had started to be included on club programmes and scarves, sebelum akhirnya lambang setan itu dimasukkan ke dalam lambang klub, memegang trisula. Di 1998, logo kembali didesain ulang, kali ini menghilangkan tulisan "Football Club". Perubahan ini bertentangan dengan pendapat suporter, yang memandang bahwa MU semakin menjauhi akar sepak bola dan perubahan ini hanya untuk kepentingan bisnis semata.